Setelah 2 Minggu lalu kita ketemu dan jalan-jalan seputaran Makassar, kali ini kami memutuskan liburan ke Bali. Iya dadakan sih karena selalu begitu pola kerjanya di Tim Selow dan selalu beli tiket H-1 berangkat. Gak bagus sih emang karena seperti melakukan pengeluaran mendadak, tapi kali ini ada pengecualian kok.
Pagi ini saya pun bergegas ke Bandara Sultan Hasanuddin setelah Sholat Subuh, kemudian minta ijin ke mami tentunya. Selama diperjalanan saya menjadi agak khawatir karena saya keluar dari rumah sudah 05.20 dan pesawat kalau sesuai jadwal berangkat 7.00 sedangkan biasanya perjalanan menuju bandara memakan waktu kurang lebih 30-45 menitan. Syukurnya saya tiba agak lebih cepat, namun masih harus melapor dulu ke bagian pengecekan surat kesehatan yang ada di lobi, baru kemudian bisa masuk untuk check-in. Sempat senang karena antrian tidak begitu banyak karena yang bawa bagasi terlihat hanya ada 2 orang dan lainnya tidak membawa bagasi, ternyata ini awal yang salah karena penumpang dan petugas counter check -in terlihat sedang adu debat karena barang yang dibawa over bagasi dan tentunya mahal dong. Harap-harap cemas bentar akhirnya maju deh ke depan counter, setelah menerima boarding pass sayapun menunggu di gate. Tidak lama berselang sudah ada panggilan boarding.
Sesaat setelah pesawat landing di Bandara Ngurah Rai, perasaan gak enak banget. Baru inget kalau terakhir makan tuh kemarin siang dan bangun tadi gak sempat sarapan juga. Sembari menunggu pesawat dia landing, saya memilih untuk melipir di Solaria untuk makan dan juga minum teh hangat biar agak mendingan. Syukur sesaat kemudian merasa lebih baik. Tidak lama kemudian ada whatsapp masuk kalau dia sudah tiba dan kamipun menunggu Bli Putu yang menjemput. Ya kami memutuskan untuk rental mobil bersama sopirnya karena kami akan pergi ke daerah Ubud dan menikmati liburan tentunya tanpa harus ada keribetan tentang mencari arah menggunakan maps. Toh sebenarnya sama aja, kecuali kalian memang sudah sering kesana atau emang suka jalan tanpa sopir. Sebelumnya saya hubungi pihak hotel untuk mencoba early check in tapi katanya hanya bisa registrasi saja namun ketika kami langsung ke hotel, kami di bolehkan bahkan kamar kamipun di upgrade 😄
Sayapun mengganti pakaian yang lebih nyaman agar bisa bebas bergerak saat bermain nantinya. Tujuan awal kami adalah tempat main ATV di Ubud. Lama perjalanan sekitar sejam lebih, karena tidak ada kemacetan. Benar kata orang Bali terasa sepi tanpa ada foreigner tourist. Begitu tiba kami disambut oleh seorang resepsionis yang menceritakan kalau Maia Estianty sebelumnya habis dari sini juga, ya menurut kami sih malah ini lucky nya kami karena sekarang hanya kami yang jadi pusat perhatian *LOL*.
Paket yang ditawarkan untuk ATV mau sendirian saja atau tandem. Kamipun mengganti sepatu dengan sepatu boots kayak petani dan seketika saya merasa jalan kayak robot wkwkwkwkwk. Setelah itu di briefing sedikit tentang cara membawa ATV ini dan nantinya akan di dampingi oleh instruktur di depan yang memberi tahukan arah yang akan kami lewati. Awalnya medan yang kami lewati jalannya biasa saja bahkan melewati pematang sawah yang cantik, namun setelah itu kami memasuki area hutan yang jalannya tentunya gak nyante mulai dari yang ngelewatin tempat yang becek, berliku, turunan curam, hingga masuk ke dalam terowongan yang gelap. Tentunya karena ini first time, saya senang banget menikmati karena punya pengalaman baru. Saking asyiknya kalau kalau sudah hampir sejam kamipun beristirahat sebentar diajak oleh Bli Instruktur. Sempat terlontar pertanyaan dari Bli apakah kami pasangan yang lagi Honeymoon 😅 Sekembalinya dari main ATV kami disambut dengan masing-masing seporsi Burger dan kentang goreng. Mungkin karena laparnya kami pun makan dengan lahap dan saya pun tidak sempat mengambil gambar.
|
Utama Spice Ubud |
Tujuan selanjutnya saya pergi ke tempat penjualan produk lokal yang ada di Ubud, yaitu Utama Spice. Utama Spice adalah salah satu produk skincare lokal Bali gak cuma itu mereka pun menawarkan banyak aromatherapy dengan berbagai macam kemasan. Gak nyampe 10 menit disana sih karena sebelumnya sudah browsing produk yang akan di beli ketambah lagi masih ada 1 tempat lagi yang akan saya kunjungi dan cuaca lagi mendung banget. Jadi berasa dikejar-kejar waktu deh.
|
Lepek Habis Main Extreme Swing |
Tujuan terakhir kami ke Alas Harum, waktu tempuhnya sekitar 20 menitan dan begitu kami tiba sudah disambut dengan rintik hujan. Tapi karena sudah nyampe ini masa' harus balik lagi. Kapanlagi bisa ke sini, karena kami punya rencana ke tempat lain keesokan harinya. Turun dari mobil kami disambut oleh guide yang akan menjelaskan seputar Alas Harum ini walaupun menurut saya kurang optimal. Untuk biaya masuk free alias gratis. Begitu masuk akan di temui hewan Luwak yang sedang asyik tidur karena menurut info mereka termasuk hewan malam. Dijelaskan disini bagaimana kopi luwak berasal hingga proses produksinya. Sayangnya disana mereka tidak memberikan foto atau video mengenai prosesnya. Tapi so far so good lah. Kemudian kita diantar ke tempat yang menyerupai meeting point, dimana kalian bisa memutuskan untuk bermain Extreme Swing, Sky Bike, Couple Swing, Flying Box atau hanya ingin bersantai saja di cafe dan mengambil foto dari beberapa spot yang instagramble. Sayapun memutuskan menaiki Extreme Swing. Sempat ditakut-takutin sih tapi bukan Icha namanya kalau mundur udah di depan ini. Saat dipasangkan safety belt body harness sayapun bertanya kalau-kalau misal gak kuat, bisa berhenti gak? Syukur jawabannya bisa tinggal ngomong aja nanti. Eh gak ngomong juga sih, tapi rada teriak biar Bli nya dengerin. Pada saat selesai, saya pun keheranan karena ternyata 1 sesi itu ada 15 kali tapi saya gak minta berhenti. Lucu kan? Padahal sempat keder.
Karena sudah selesai main, kami memutuskan untuk mengambil beberapa gambar di spot sarang burung itu biar kekinian dan mengintari Alas Harum dan yang kami rasakan benar-benar capek banget. Keringat sekujur badan ditambah rintikan hujan, lengkap udah lengket dan baunya. Dan pas nyampe hotel langsung bergegas mandi karena sudah tidak tahan dengan keadaan seperti itu.
Keesokan harinya, lebih tepatnya setelah Sholat Subuh kami jalan-jalan ke Pantai Kuta yang hanya berjarak beberapa meter dari hotel. Maksudnya sekalian nyari cemilan pagi tapi nyatanya karena lagi pandemi semua tempat tutup dan bukanya baru jam 10, itupun gak semua tempat buka. Padahal kalau di Pantai Losari pasti sudah ramai banget dengan yang jualan aneka makanan minuman yang memenuhi sepanjangan jalan. Hingga akhirnya kami putuskan untuk makan di hotel. Tapi agak kecewa sedikit karena ternyata walaupun prasmanan di Mercure makanannya tidak begitu banyak pilihan sehingga jadi bosan dengan menunya, ditambah lagi yang ngambil itu adalah pegawainya.
Habis sarapan kami pergi ke Starbucks Reserve Dewata yang merupakan Gerai Strabucks terbesar di Asia. Sayapun memesan Dewata Coffee yang memang hanya ditemui di Bali. Kamipun naik ke lantai atas, saking gabutnya jadinya malah main game deh sambil ngeliat kanan kiri kami pada sibuk di depan laptop masing-masing dan kebanyakan orang luar. Ya bisa jadi kalau orang lokal lagi pada sibuk kerja kantoran karena ini bertepatan hari Senin juga dan masih pagi pula kan. Minuman sudah habis, tujuan selanjutnya kita ngemall aja sekalian makan siang. Sebenarnya kami malas sih ngemall tapi karena sekarang tempat banyak tutup pilihannya ke sini. Dan mumpung lagi di luar kota, saya ke Zara untuk beli Parfum Zara kesukaan saya, bukan apa-apa sih hanya karena di Makassar masih belum ada tokonya juga. "Dear Zara, please open your shop in Makassar"😁
Setelah puas berbelanja dan makan siang, kamipun kembali dengan ngurus kerjaan masing-masing. Ya minimal jawab whatsapp dan balas email. Sore harinya kami sempetin untuk liat Sunset di balkon Hotel karena Mercure Hotel termasuk hotel dengan best view Sunset.
Hari terakhir di Bali, siap-siap dari habis Subuh takut ada yang ketinggalan. Itupun cuma sempetin beli Ayam Betutu pesanan si mami terus langsung berangkat Bandara. Terus yang paling saya pengenin dari dulu akhirnya kesampaian juga, bisa ngerasain sepesawat.
See you on our next journey story
21 Comments
keren keren, bisa mendadak liburan aja mb Icha.
ReplyDeleteUntuk pergi sekarang ya mb. Kalo gak kena peraturan baru soal rapid antigen
iya bang day, gak lama beberapa hari setelah pulang ada peraturan itu. saya saja rapid test biasa agak gimana gitu, apalagi rapid antigen.
DeleteWah seru banget ya jadi pengin hehe
ReplyDeleteEnak bangeeet bisa pergi dadakan gituu.
ReplyDeleteasik banget bia keliling Bali, terakhir ke Bali akhir tahun 2019, sudah lama tidak kesana lagi, harusnya tahun ini bisa balik ke sana lagi
ReplyDeleteAggghhhhh aku kangen Bali :D. Biasanya setiap THN slalu ke Bali, baru 2020 absen -_- .
ReplyDeletePengeeen deh nyobain extreme swingnya kalo nanti kesana :D. Aku kan sukaaaa yg extreme2 gitu mba :D.
Jd staynya di Mercure yaaa. Eh slama pandemi ini Mercure memang ga banyak menunya.. aku bbrp kali staycation di Mercure JKT, dan kurang juga varian makanan . Cut cost juga kali yaaa
MaasyaAllah senanngnya Kak, aku jadi kangen mudik Bali.
ReplyDeleteBelum pernah ke sini loh aku hahha, pengen semogan next mudik bisa main ke mari
Wah ke Ubud ya!
ReplyDeleteAku juga suka suasana Ubud.
Kemarin aku nginap di hotel "Kampung Ubud" dengan suasana asri Ubud banget.
Nginap di sini karena pernah menang kuis Home AWay S$200 dan harus booking via web Home Away.
Lumayan dapat 4D3N, kalau tak salah. Sudah lama sih, tahun 2017.
Selengkapnya, pengalaman aku di Ubud pas jogging trek "jogging bukan biasa" di Campuhan Ridge sudah ada di blog.
Search saja pakai kata "Campuhan" ya...
Hihihi, modes mode on.
Saya berencan ahoneymoon ke Bali. Insya Allah bulan ini. Makasih infonya!
ReplyDeleteHoliday in Bali memang menyenangkan yaah...
ReplyDeletePasti recharge energi banget.
Paling gak bisa lupa sama wisata alam dan kulinernya.
Pergi dadakan terkadang lebih mantap ya kak hehehehe... Wah ke Utama Spice, kalau aku pasti borong tuh kak. Terus mampir juga ke Sensatia Botanical itu agenda wajib kalau ke Bali hehehe secara itu brand favoritku
ReplyDeleteIh saya jadi cemburu baca ini hihihi. Soalnya pertengahan bulan Agustus lalu, saya dapat undangan ke Bandung dan sekalian ke Bali, tapi tidak dapat izin dari suami. Yaah gagal deh liburan gratisnya.
ReplyDeletePsst, saya belum pernah ke Bali, makanya suka ngiler kalau lihat orang jalan-jalan ke sana. Apalagi baca tulisan ini, makin ngiler deh
happy banget bisa ke Bali kak walaupun dadakan.. buatku Bali tetap destinasi wisata terbaik yg tak pernah habis pesonanya walau sudah berkali dikunjungi, belum lagi keramahan penduduk lokalnya yg bikin kita makin nyaman dan betah.. semoga pariwisata Indonesia segera bangkit dan sehat lagi.. Aamiin..
ReplyDeleteSeru juga piknik ke Bali.
ReplyDeleteIni pas ga ada turis dari luar ya, wah enak dong, serasa booking tempat wisata untuk sendiri hehe
Hahaha samaan kita. Kayaknya saya kalau main ayunan ekstrim itu juga bakal keder. Ketinggiannya itu lhooo. Trus difoto kan? Biasanya fotonya jadi epik lho di IG kalau lagi main ayunan itu.
ReplyDeleteJadi kangen Baliii... keren kak itinerarynya saya pengen ke Bali e ke pohon trunyan (www.gustiyenifamtrip.com)
ReplyDeleteDuh, aku aja ga kebayang loh mbak, gimana rempongnya kalau mendadak liburan. Kalau naik angkot mah okey, okey aja. Ini naik pesawat. Salut deh, tapi semua terbayar dengan eksotisnya Bali ya , Mbak.
ReplyDeleteLiburan dadakan tuh kadang lebih seru daripada liburan yg direncanakan dari lama 😆 semoga aku ada rejeki ke Bali sama keluarga besar, aamiin!
ReplyDeleteDuuuuh, holidate gak mesti ke capadocia ya mba..
ReplyDeleteHolidate ke Bali kayak gini aja udah jadi my dreams and also another woman. Hahaha.
.
Btw, itinerary liburan dadakan gini gmn ya mba?
Tim selow keren nih mba. Karena walau selow dan mepet tapi persiapan nya matang ya. Jujurli saya belum pernah ke Bali dan pengeen banget jadinya setelah lihat mba posting
ReplyDeletewah acara liburan dadakan tapi berkesan banget ya mbak. Saya bisa dapat banyak inspirasi nulis pasti kalau diajak piknik kek gini. hehehe
ReplyDelete