Ingat pertama kali kehilangan adalah atas meninggalnya papiku, beliau adalah orang yang paling dekat sama saya mulai dari kecil. Pernah ingat waktu kecil itu dibeliin sepatu roda karena lihat usaha saya main sepatu roda punya papi dulu dan itu sebenarnya tidak cocok buat kaki anak SD, dan akhirnya dibelikan. Pagi itu diajak ke sebuah toko di kota yang kecil, diajaklah saya memilih sepatu roda yang sesuai. Beliau meninggal karena sakit, dan saya tidak berada di sisinya. Ingat saat itu lagi Ramadhan ada yang telpon ke rumah dan saya mengira orang salah sambung ternyata yang mengabari kalau papi meninggal. Sedih sesedihnya tapi beban sakit papi sudah diangkat sama Allah setelah sekitar 2 bulan di Rumah Sakit.

Kedua kalinya adalah Alm. Opa. Beliau adalah pensiunan TNI yang sangat memanjakan cucu-cucunya termasuk saya, karena saya ke rumah beliau hanya pada saat libur lebaran saja. Dan pada saat opa masih sakit sempat berkata, kapan aku dan keluarga mau ke Gorontalo lagi. Soalnya belum tentu ketemu lagi. Dan nyatanya 3 bulan sebelum lebaran Beliau meninggal. Sedih banget.

Ketiga kalinya adalah Alm. A. Anjasmara. Dia adalah temanku selama hampir 10 tahun terakhir. Sampai pada hari itu, saya pagi-pagi nelpon dan yang angkat orang rumahnya dan mengatakan kalau dia barusan meninggal. Bayangkan saja belum juga 12 jam kita masih sempat whatsapp, kok tiba-tiba dengar kabar seperti itu. Sedih sih pasti. Saya tau dia sakit, tapi tidak pernah jujur. Terakhir ketemu pembahasan kita tentang mahasiswanya.

Itulah sekiranya hal yang saya sesali, kehilangan 3 orang pria dalam kehidupanku. Mereka pergi tanpa ada tanda-tanda yang saya sadari.

0 Comments